Pukul sepuluh pagi, kereta tiba di stasiun. Terlambat lima belas menit karena perbaikan jalur, sebuah hal yang sangat tidak biasa terjadi. Rumor mengatakan bahwa ada sekelompok teroris yang merusak magnet rel, yang lainnya menuduh kelompok anti-pemerintah, dan lain-lain. Namun aku tahu bahwa semua itu tidak benar.
Rel rusak karena putusnya arus. Sumber listriknya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang terdapat di Cirebon, mengalami kerusakan pagi ini. Aku tahu karena aku bekerja di sana, dan belum ada sejam lalu aku dikabari kerusakan tersebut.
Kereta mulai meluncur, tanpa suara, secepat peluru menuju Jakarta. Aku bersandar di kursiku, menghela napas pelan. Minggu ini bukanlah minggu yang baik, apalagi dengan semua investigasi yang dilakukan terhadapku dan seluruh badan keuangan yang kukepalai.
Setelah pikiranku terasa lebih baik, aku meraih koperku dan mengeluarkan koran hari ini yang ku beli di stasiun. Sebagian besar isinya adalah berita internasional, dan nyaris semuanya adalah mengenai krisis ekonomi di Amerika Serikat. Negara tersebut memutuskan untuk meminjam uang lagi ke Cina, semalam. Padahal ku pikir keputusan mereka untuk menjual tanah mereka ke Brazil sudah cukup buruk. Sepertinya mereka sangat putus asa.
“Permisi bu, apakah ibu perlu baik-baik saja?”
Aku menoleh dan melihat se
... baca selengkapnya di Kami Tak Berwajah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Belum ada komentar untuk "Kami Tak Berwajah"
Posting Komentar